Liputan6.com, Hawaii - Ada yang berbeda dengan cumi-cumi yang satu ini. Ia memiliki cahaya
bioluminescent bak 'lampu sorot' di ujung kedua lengannya, dan sesuatu yang
kelihatan seperti bibir merah berkilat ketika berpapasan pada jarak dekat
dengan sebuah robot kendali jarak-jauh (ROV) di perairan laut dalam di dekat
Hawaii.
Aksi tersebut terekam kamera yang menempel di ROV yang
dioperasikan oleh National Oceanic and Atmospheric Association (NOAA) Office of
Ocean Exploration and Research.
Menurut sebuah laporan yang dibuat oleh situs Okeanos
Explorer vessel, cumi-cumi itu bahkan menambatkan diri di ROV itu dan sempat
nongkrong di sana selama beberapa menit.
Walau awalnya diidentifikasi oleh para ilmuwan di kapal
tersebut sebagai cumi-cumi whiplash, hewan cephalopoda itu sebenarnya
adalah Dana octopus squid atau Taningia danae. Ukurannya sama dengan cumi
whiplash, tapi tak punya tentakel untuk makan yang umum ditemui pada jenis cumi
lainnya.
'Bintang' video bawah laut itu diperkirakan berukuran panjang
1 sampai 2 meter. Memiliki sirip yang lebar dan lentur keluar dari mantel cumi
itu. Dengan mengepakkannya, organ tersebut berfungsi mengatur laju spesies
T.Danae atau Dana Octopus di dalam air.
Di sisi bawah mantelnya terlihat menonjol keluar sesuatu yang
bentuknya menyerupai bibir berwarna merah. Akan tetapi sebenarnya unit itu
berfungsi mengeluarkan air dari rongga mantel yang terletak di belakang mata
dan mendorong hewan itu ke arah berlawanan. Hal ini dijelaskan oleh Scott
France, ahli biologi laut dan pemimpin bersama ekspedisi NOAA ini, yang juga
pemilik suara yang memberi penjelasan di video tersebut.
Walau octopus Dana tak memiliki tentakel, dia punya
kelebihan dari sistem pencahayaan yang menakjubkan yang disebut 'photophores'.
"Photophores yang seukuran lemon ini adalah organ
penghasil cahaya paling besar di dunia hewan saat ini," kata Mike
Vecchion, ahli ilmu hewan di NOAA National Systematics Laboratory di
Smithsonian Institution yang juga kurator cephalopoda di National Museum of
Natural History, keduanya berlokasi di Washington, D.C. seperti dikutip
dari Live Science, Kamis (10/12/2015).
Menurut Vecchion, sorotan cahaya cumi-cumi ke arah ROV tersebut bisa mendukung
hipotesis lain bahwa makhluk laut menggunakan bioluminescence sebagai cara
untuk memancing predator yang lebih besar menyerang segera.
Ekspedisi Hohonu Moana ini berlangsung dari 10 Juli hingga
30 September, menyelidiki ekosistem laut dalam serta mengambil gambar dan video
kehidupan bawah laut yang aneh -- kecil, besar, terang maupun gelap -- yang ada
di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar